OBAT ANTI PERADANGAN NON STEROID / NON STEROIDAL ANTI INFLAMMATORY DRUGS( NSAID )
Dr. Erwin Suherman
Istilah “NON STEROIDAL ANTI INFLAMMATORY DRUGS( NSAID ) – ANTI PERADANGAN” MENYESATKAN karena obat seperti itu biasa digunakan karena aksi pereda sakitnya. Nama ini muncul karena sebelum pengembangan pengobatan yang kisarannya sangat luas ini, satu satu nya kelompok obat ampuh memerangi pembengkakan adalah steroid ( kortikosteroid ). Sebagai salah satu anggota dari kelompok NSAID, Aspirin ( Asam Asetilsalisilat) telah di kenal selama beberapa tahun , tetapi aksi keseluruhan baru saja di temukan.
BAGAIMANA NSAID BEKERJA ?
Ketika sel jaringan rusak atau bengkak, enzim yang ada dalam sel disebut siklo oksigenase bereaksi pada asam arakidonat asam lemak dalam dinding sel untuk menngubahnya menjadi zat kuat, berumur pendek yang disebut Prostaglandin. Prostaglandin terlibat dalam proses pembengkakan dan menyebabkan banyak symptom (gejala) peradangan. Dengan langsung merangsang ujung saraf, juga menyebabkan rasa nyeri. NSAID menghalangi aksi siklo – oksigenase dan karwenanya ampuh dalam mengendalikan peradangan beserta gejalanya. NSAID tidak akan berdampak pada rasa nyeri yang diakibatkan, misalnya, tusukan jarum karena ini langsung merangsang ujung saraf perasa. NSAID juga tidak bisa menghilangkan rasa nyeri yang disebabkan oleh suntikan prostaglandin.
Sebagai obat untuk peradangan yang menyakitkan, seperti arthritis rheumatoid, osteoarthritis, gangguan rematik, sakit kepala, nyeri menstrual, nyeri pasca opeerasi, dan kanker tulang sekunder, NSAID secara umum ampuh dan aman. Obat ini banyak menggantikan obat pereda sakit yang lebih berbahaya, selain mengendalikan nyeri dan peradangan, NSAID juga bertindak sebagai penurun temperature pada demam.
Setiap NSAID memiliki sifat berbeda, dan jika salah satu gagal meredakan nyeri pada dosis penuh yang direkomendasikan, dapat di coba dengan yang lain. NSAID tidak boleh dipakai berbarengan.
MENGENALI NSAID
NSAID adalah kelompok obat yang sangat luas, yang setiap anggotanya memiliki setidaknya dua nama – nama generik dan nama dagang. Merek dagang biasanya lebih dikenal. Untuk setiap nama generik, terdapat beberapa atau banyak merek dagang.
OBAT ANTI PERADANGAN NON STEROID (NSAID)
NAMA UMUM - NAMA GENERIK
Ansaid - Flurbiprofen
Butazolidin - Phenylbutazon
Clinoril - Sulindac
Dolobid - Diflunisal
Feldene - Piroxicam
Indocin - Indometahacin
Lodine - Etodolac
Meclomen - Meclofenamate
Motrin - Ibuprofen
Nalfon - Fenoprofen
Naprosyn - Naproxen
Orudis - Ketoprofen
Ponstel - Mefenamic acid
Relafen - Nabumetone
Rimadyl - Carprofen
Tolectin - Tolmetin
Toradol - Ketorolac
Voltaren - Diclofenac
EFEK SAMPING
Setiap obat yang mengganggu proses dasar tubuh, seperti sintesis prostaglandin, biasanya punya efek samping, dan NSAID pun tidak terkecuali. NSAID mempunyai efek anti penggumpalan darah yang dapat bermamfaat untuk mencegah thrombosis dalam arteri meski pada beberapa kasus bisa berbahaya. Sisi positifnya dosis kecil harian dari obat, seperti aspirin, bisa menurunkan resiko serangan jantung, akan tetapi pada cedera mata misalnya, dengan sedikitnya kebocoran darah ke dalam cairan mata, NSAID tidak boleh diberikan. Pemakaiannya bisa beresiko perdarahan yang sangat parah di dalam mata dan mengancam fungsi mata. Satu tablet Aspirin dapat menggandakan masa perdarahan sampai satu minggu.
Efek samping yang paling umum dan paling dikenal dari NSAID adalah sakit perut, sering kali dengan mual dan diare. Gejala ini terutama akibat iritasi lambung karena hilangnya efek pelindung prostaglandin dinding lambung. Kadang efek ini begitu parah sehingga menyebabkan tukak lambung dan bahkan lubang. Karenanya, penderita dengan riwayat sakit pencernaan dan tukak harus menghindari NSAID.
Prostaglandin membantu uterus berkontraksi saat persalinan. Jadi, pemakaian NSAID selama persalinan seperti memperpanjang proses persalinan itu sendiri. Efek samping lainnya adalah ruam alergi, gangguan tidur, sakit kepala, pening. Kadang kadang NSAID mengganggu produksi sel darah putih dalam sistrem imun. Alergi aspirin jarang terjadi, tetapi dapat terjadi pada orang dengan alergi lain. Keadaan ini dapat menybabkan reaksi yang mengejutkan dan kadang kadang berbahaya, termasuk kesulitan parah dalam bernapas.
INTERAKSI NSAID
Kadang kadang perlu bagi penderita, khususnyta lansia, untuk mengkonsumsi beberapa obat yang berbeda. Namun, NSAID bisa berinteraksi dengan obat lain. Jika dimakan bersama obat steroid dan anti koagulan, NSAID dapat meningkatkan resiko perdarahan lambung atau usus. Juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal jika dimakan bersama obat diuretik atau penghambat ACE, dan mengurangi laju pengeluaran obat obat lain dari tubuh melalui urin sehingga meningkatkan efek obat obatan tersebut, kadang kadang secara berbahaya. Obat yang berinteraksi dengan cara ini adalah obat hipoglikaemik oral untuk diabetes tipe II; obat jantung seperti digitalis; simetidin untuk keasaman lambung; siklosporin, obat antipsikotik butirofenon; lithium antidepresan, obat antikanker metotreksat; dan antibiotic quinolon.
Dr.Erwin Suherman
Jumat, 09 Juli 2010
PEMBERIAN ASI DAN MASALAH MASALAHNYA
PEMBERIAN ASI DAN MASALAH MASALAHNYA
( dr.Erwin Suherman )
Kita sering berasumsi bahwa jika pemberian ASI tidak dapat dilakukan susu formula merupakan solusi kedua yang terbaik dalam memberikan asupan bagi bayi. Namun, World Health Organization ( WHO ) secara jelas mengungkapkan bahwa susu formula bukanlah pilihan kedua terbaik. Pilihan kedua terbaik adalah memberikan ASI secara tidak langsung yaitu dengan cara di pompa atau di perah dan memberikannya kepada bayi melalui botol atau gelas. Pilihan ketiga terbaik adalah dengan Donasi ASI dari Bank ASI. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka susu formula dapat diberikan sebagai pilihan ke empat.
Namun, bahkan susu formula paling lengkap, yang paling baik proses produksinya dengan merk apapun tetap mempunyai resiko jika dibandingkan dengan ASI. Susu Formula tidak mempunyai semua komponen yang di butuhkan. Bahkan, kita tidak benar benar tahu apa saja komponen yang di butuhkan itu.
ASI mempunyai semua komponen yang dibutuhkan otak bayi untuk mencapai potensi maksimalnya. ASI mengandung antibodi dan sel darah putih hidup yang melindungi bayi dari penyakit, kandungan ASI juga berubah dari hari ke hari seiring kebutuhan nutrisi bayi yang semakin kompleks, begitu banyak kandungan ASI yang tidak bisa diimitasi oleh susu formula dan kandungan susu formula tidak bisa di ubah ubah sesuai kebutuhan bayi. Apabila bayi menderita sakit tidakkah kita berpikir mengenai obat yang diminumnya dan sampai berapa lama dia meminum obat. Memang dengan ASI kekebalan tubuh bayi meningkat dibanding dengan susu formula, namun bayi masih bisa sakit tapi waktu sembuh dan tingkat keparahan sakitnya tidak seperti bayi yang mengkonsumsi susu formula.
Masalah yang sering muncul
Beberapa masalah yang muncul dapat membuat si bayi tidak lagi mendapat ASI sehingga harus berpindah ke susu formula.
Puting datar atau masuk ke dalam
Hal ini dapat menyulitkan bayi untuk dapat menghisap atau melekatkan mulutnya di payudara, hal ini dapat diatasi dengan membantu mengeluarkan puting dengan alat isap ekstraktor atau everter . sudah dapat di gunakan saat kehamilan. Puting biasanya menjadi keluar , atau tidak terlalu masuk, disaat bayi mulai melekat, seiring waktu, tetapi dapat juga terjadi pada satu kali menyusui, isapan bayi dapat membantu puting keluar.
Puting lepuh
Biasanya terjadi pada hari hari pertama setelah bayi lahir, juga seiring waktu nyeri akan berkurang. Penyebab luka biasanya karena proses menempelkan mulut yang kurang benar. Diperbaiki dengan bayi dihadapkan payudara dan melekat secara tidak simetris, menutupi banyak areola (area gelap di sekitar putting) dengan bibir bawahnya daripada bibir atasnya, dagunya menyentuh payudara, badannya menghadap ke atas sehingga ia melihat anda. Dengan cara ini bayi mendapatkan susu secara efisien dan menyusui menjadi tidak menyakitkan.
Produksi ASI sedikit
Hampir tidak ada jenis makanan tertentu yang membuat ASI melimpah, yang penting makan, minum, dan istirahat yang cukup. Semakin rajin memberi ASI maka otomatis produksi nya pun akan meningkat. Jika tetap terjadi kesulitan keluarnya ASI bisa dibantu penggunaan pompa ASI. Sering berganti payudara kiri dan kanan pun membantu memperlancar produksi ASI anda.
Khawatir tidak ada penambahan berat badan bayi
Kadang ibu khawatir dengan ASI aja berat badan bayi tidak bertambah dengan cepat sehingga penambahan susu formula atau bahkan mengganti ASI dengan susu formula berharap berat badan bayi naik cepat. Selama grafik menunjukkan berat badan bayi bertambah dalam batas normal sesuai umur dan tidak di garis merah atau di bawah nya semua tidak perlu dirisaukan. Gencarnya iklan susu formula di media elektronik dibanding iklan mengenai ASI ( sepertinya tidak ada ) bisa dianggap sebagai faktor penyebab.
Pola BAB
Selama mendapat ASI kadang pada usia 3 minggu beberapa bayi mengalami pola BAB yang berubah, ada yang setiap hari ada yang beberapa hari sekali BAB, selama bayi tampak sehat, normal, masih kentut maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan, lain halnya jika bayi tampak gelisah dan tidak nyaman, disini orang tua harus membantu bayi mengeluarkan BAB nya. Bisa dengan glycerins suppository untuk anak anak bisa dibeli bebas di apotik. Ambil 2 – 3 cm lalu masukkan ke pantat bayi sambil kedua kakinya ditekuk kearah perut untuk beberapa menit. Biasanya BAB akan keluar, akan tetapi tidak dianjurkan dilakukan secara rutin
Perpisahan ibu dan anak
Jika sudah habis masa cuti (mulai kembali bekerja) biasanya ibu memberikan ASI di jam istirahat atau mengganti susu formula sehingga tidak merasa kesulitan jika si kecil ditinggal, sebenarnya cukup dengan mengajari menggunakan botol dot selang seling dengan payudara sebelum habis masa cuti ibu sehingga si kecil tidak bingung ketika berpindah botol dot, sedangkan isi nya tetap ASI, bisa dikeluarkan untuk dipindah ke botol dengan cara peras tangan atau penggunaan pompa ASI, jangan khawatir dengan penyimpanan ASI, ASI perasan tetap aman dalam suhu ruangan selama 10 – 12 jam, di dalam kulkas selama 5 hari, dalam ruang freezer kulkas dapat bertahan selama 2 – 4 bulan, ASI paling baik dicairkan dengan meletakkan dalam wadah yang terendam air hangat kemudian dikocok hingga merata, tidak dianjurkan menggunakan microwave karena dapat merusak antibody. Banyak ibu bercerita setelah 2 jam ASI di kulkas akan timbul bau aneh dan rasa tidak enak ini bukan karena basi tapi karena enzim lipase pengurai lemak dan tidak berbahaya bagi bayi.
ASI merupakan asupan tepat karena sesuai dengan tubuh bayi dan perkembangan systemnya serta banyak faktor yang terlibat dalam proses menyusui. Apabila timbul masalah lain yang membingungkan, anda dapat berkonsultasi ke POJOK ASI di fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang memiliki KLINIK LAKTASI.
(dikutip dari berbagai sumber)
( dr.Erwin Suherman )
Kita sering berasumsi bahwa jika pemberian ASI tidak dapat dilakukan susu formula merupakan solusi kedua yang terbaik dalam memberikan asupan bagi bayi. Namun, World Health Organization ( WHO ) secara jelas mengungkapkan bahwa susu formula bukanlah pilihan kedua terbaik. Pilihan kedua terbaik adalah memberikan ASI secara tidak langsung yaitu dengan cara di pompa atau di perah dan memberikannya kepada bayi melalui botol atau gelas. Pilihan ketiga terbaik adalah dengan Donasi ASI dari Bank ASI. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka susu formula dapat diberikan sebagai pilihan ke empat.
Namun, bahkan susu formula paling lengkap, yang paling baik proses produksinya dengan merk apapun tetap mempunyai resiko jika dibandingkan dengan ASI. Susu Formula tidak mempunyai semua komponen yang di butuhkan. Bahkan, kita tidak benar benar tahu apa saja komponen yang di butuhkan itu.
ASI mempunyai semua komponen yang dibutuhkan otak bayi untuk mencapai potensi maksimalnya. ASI mengandung antibodi dan sel darah putih hidup yang melindungi bayi dari penyakit, kandungan ASI juga berubah dari hari ke hari seiring kebutuhan nutrisi bayi yang semakin kompleks, begitu banyak kandungan ASI yang tidak bisa diimitasi oleh susu formula dan kandungan susu formula tidak bisa di ubah ubah sesuai kebutuhan bayi. Apabila bayi menderita sakit tidakkah kita berpikir mengenai obat yang diminumnya dan sampai berapa lama dia meminum obat. Memang dengan ASI kekebalan tubuh bayi meningkat dibanding dengan susu formula, namun bayi masih bisa sakit tapi waktu sembuh dan tingkat keparahan sakitnya tidak seperti bayi yang mengkonsumsi susu formula.
Masalah yang sering muncul
Beberapa masalah yang muncul dapat membuat si bayi tidak lagi mendapat ASI sehingga harus berpindah ke susu formula.
Puting datar atau masuk ke dalam
Hal ini dapat menyulitkan bayi untuk dapat menghisap atau melekatkan mulutnya di payudara, hal ini dapat diatasi dengan membantu mengeluarkan puting dengan alat isap ekstraktor atau everter . sudah dapat di gunakan saat kehamilan. Puting biasanya menjadi keluar , atau tidak terlalu masuk, disaat bayi mulai melekat, seiring waktu, tetapi dapat juga terjadi pada satu kali menyusui, isapan bayi dapat membantu puting keluar.
Puting lepuh
Biasanya terjadi pada hari hari pertama setelah bayi lahir, juga seiring waktu nyeri akan berkurang. Penyebab luka biasanya karena proses menempelkan mulut yang kurang benar. Diperbaiki dengan bayi dihadapkan payudara dan melekat secara tidak simetris, menutupi banyak areola (area gelap di sekitar putting) dengan bibir bawahnya daripada bibir atasnya, dagunya menyentuh payudara, badannya menghadap ke atas sehingga ia melihat anda. Dengan cara ini bayi mendapatkan susu secara efisien dan menyusui menjadi tidak menyakitkan.
Produksi ASI sedikit
Hampir tidak ada jenis makanan tertentu yang membuat ASI melimpah, yang penting makan, minum, dan istirahat yang cukup. Semakin rajin memberi ASI maka otomatis produksi nya pun akan meningkat. Jika tetap terjadi kesulitan keluarnya ASI bisa dibantu penggunaan pompa ASI. Sering berganti payudara kiri dan kanan pun membantu memperlancar produksi ASI anda.
Khawatir tidak ada penambahan berat badan bayi
Kadang ibu khawatir dengan ASI aja berat badan bayi tidak bertambah dengan cepat sehingga penambahan susu formula atau bahkan mengganti ASI dengan susu formula berharap berat badan bayi naik cepat. Selama grafik menunjukkan berat badan bayi bertambah dalam batas normal sesuai umur dan tidak di garis merah atau di bawah nya semua tidak perlu dirisaukan. Gencarnya iklan susu formula di media elektronik dibanding iklan mengenai ASI ( sepertinya tidak ada ) bisa dianggap sebagai faktor penyebab.
Pola BAB
Selama mendapat ASI kadang pada usia 3 minggu beberapa bayi mengalami pola BAB yang berubah, ada yang setiap hari ada yang beberapa hari sekali BAB, selama bayi tampak sehat, normal, masih kentut maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan, lain halnya jika bayi tampak gelisah dan tidak nyaman, disini orang tua harus membantu bayi mengeluarkan BAB nya. Bisa dengan glycerins suppository untuk anak anak bisa dibeli bebas di apotik. Ambil 2 – 3 cm lalu masukkan ke pantat bayi sambil kedua kakinya ditekuk kearah perut untuk beberapa menit. Biasanya BAB akan keluar, akan tetapi tidak dianjurkan dilakukan secara rutin
Perpisahan ibu dan anak
Jika sudah habis masa cuti (mulai kembali bekerja) biasanya ibu memberikan ASI di jam istirahat atau mengganti susu formula sehingga tidak merasa kesulitan jika si kecil ditinggal, sebenarnya cukup dengan mengajari menggunakan botol dot selang seling dengan payudara sebelum habis masa cuti ibu sehingga si kecil tidak bingung ketika berpindah botol dot, sedangkan isi nya tetap ASI, bisa dikeluarkan untuk dipindah ke botol dengan cara peras tangan atau penggunaan pompa ASI, jangan khawatir dengan penyimpanan ASI, ASI perasan tetap aman dalam suhu ruangan selama 10 – 12 jam, di dalam kulkas selama 5 hari, dalam ruang freezer kulkas dapat bertahan selama 2 – 4 bulan, ASI paling baik dicairkan dengan meletakkan dalam wadah yang terendam air hangat kemudian dikocok hingga merata, tidak dianjurkan menggunakan microwave karena dapat merusak antibody. Banyak ibu bercerita setelah 2 jam ASI di kulkas akan timbul bau aneh dan rasa tidak enak ini bukan karena basi tapi karena enzim lipase pengurai lemak dan tidak berbahaya bagi bayi.
ASI merupakan asupan tepat karena sesuai dengan tubuh bayi dan perkembangan systemnya serta banyak faktor yang terlibat dalam proses menyusui. Apabila timbul masalah lain yang membingungkan, anda dapat berkonsultasi ke POJOK ASI di fasilitas kesehatan atau rumah sakit yang memiliki KLINIK LAKTASI.
(dikutip dari berbagai sumber)
Minggu, 07 September 2008
Senin, 18 Agustus 2008
Indonesia Hyperbaric chambers
Indonesia
Hyperbaric chambers (or recompression chamber) in Indonesia
There are 5 recompression chambers in Indonesia to treat decompression sickness
Bali:
Sanglah General Hospital (in Indonesian language) USUP Sanglah Denpasar JI. Diponegoro, Denpasar 80114 Bali, Indonesia: Phone 62-361-227911 through -15 ext. 232 (hyperbaric medical department) Fax 62-361-22426 Run by Dr. Antonius Natasamudra and Dr. Etty Herawati
Manado (Sulawesi):
At the Malalayang Hospital (chamber for 3 to 4 persons) Phone: 0812-4302970 / Dr Glen Hawkins HP +61 407700701 / Dr Sosiawati HP 0812 467 2923 / Dr Hanry Takasenseran HP 0813 4000 0840
Makassar (Sulawesi):
Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo. Contact person: Pak Daniel Address: Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11, Tamalanrea Kampus UNHAS Indonesia TEL:++ 62 - 0411 (584677) , 584675. Said to be for 3 to 4 persons.
Jakarta (Java):
Rumah Sakit Angkatan Laut (Navy Hospital) in Jl. Bendungan Hilir No.17, Central Jakarta (see text in italian with some addresses - list of help)
Kalimantan:
Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, Jl Jendral Sudirman Nr 1, email: aspb@rspb.co.id, Tel:+62542 734020, 734020, 734024. Contact person: Dr Lukman Hatta, Sp.PD, Sp.KL (Internist).
The Borneo Divers have the only professional recompression chamber located on Sipadan island (Borneo - Malaysia)
Surabaya (Java):
Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) (Military Marine hospital) Jl. Gadung no. 1, Surabaya: Phone 031-45750 and 41731 (another number given was 031-838153 and fax 031- 837511) Run by Dr Suharsono
Hyperbaric chambers (or recompression chamber) in Indonesia
There are 5 recompression chambers in Indonesia to treat decompression sickness
Bali:
Sanglah General Hospital (in Indonesian language) USUP Sanglah Denpasar JI. Diponegoro, Denpasar 80114 Bali, Indonesia: Phone 62-361-227911 through -15 ext. 232 (hyperbaric medical department) Fax 62-361-22426 Run by Dr. Antonius Natasamudra and Dr. Etty Herawati
Manado (Sulawesi):
At the Malalayang Hospital (chamber for 3 to 4 persons) Phone: 0812-4302970 / Dr Glen Hawkins HP +61 407700701 / Dr Sosiawati HP 0812 467 2923 / Dr Hanry Takasenseran HP 0813 4000 0840
Makassar (Sulawesi):
Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo. Contact person: Pak Daniel Address: Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11, Tamalanrea Kampus UNHAS Indonesia TEL:++ 62 - 0411 (584677) , 584675. Said to be for 3 to 4 persons.
Jakarta (Java):
Rumah Sakit Angkatan Laut (Navy Hospital) in Jl. Bendungan Hilir No.17, Central Jakarta (see text in italian with some addresses - list of help)
Kalimantan:
Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, Jl Jendral Sudirman Nr 1, email: aspb@rspb.co.id, Tel:+62542 734020, 734020, 734024. Contact person: Dr Lukman Hatta, Sp.PD, Sp.KL (Internist).
The Borneo Divers have the only professional recompression chamber located on Sipadan island (Borneo - Malaysia)
Surabaya (Java):
Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) (Military Marine hospital) Jl. Gadung no. 1, Surabaya: Phone 031-45750 and 41731 (another number given was 031-838153 and fax 031- 837511) Run by Dr Suharsono
Decompression Sickness (DCI)
Decompression Sickness (DCI)
The Signs:
1. Blotchy skin rash
2. Weakness
3. Paralysis or weakness anywhere in the body
4. Coughing spasms
5. Staggering or instability
6. Shortness of breath
7. Altered mental status
8. Unconsciousness
The Symptoms:
1. Pain, arms, legs or trunk
2. Extreme fatigue
3. Headache, nausea
4. Itching, skin rash
5. Restlessness
6. Numbness, tingling or paralysis
7. Personality changes
8. Reflex changes
9. Bladder problems
10. Chest compression or shortness of breath, dizziness
Anything unusual after the dive
Emergency First Aid :
1. Check airway, breathing, and circulation (ABCs)
2. Administer 100% oxygen
3. Place diver in recovery position
4. Treat for shock
5. Transport to the nearest hyperbaric facility
6. Be sure to get an infusion for dehydration
The Signs:
1. Blotchy skin rash
2. Weakness
3. Paralysis or weakness anywhere in the body
4. Coughing spasms
5. Staggering or instability
6. Shortness of breath
7. Altered mental status
8. Unconsciousness
The Symptoms:
1. Pain, arms, legs or trunk
2. Extreme fatigue
3. Headache, nausea
4. Itching, skin rash
5. Restlessness
6. Numbness, tingling or paralysis
7. Personality changes
8. Reflex changes
9. Bladder problems
10. Chest compression or shortness of breath, dizziness
Anything unusual after the dive
Emergency First Aid :
1. Check airway, breathing, and circulation (ABCs)
2. Administer 100% oxygen
3. Place diver in recovery position
4. Treat for shock
5. Transport to the nearest hyperbaric facility
6. Be sure to get an infusion for dehydration
decompression sickness
the best way to avoid decompression sickness is still:
1. Don't dive too deep
2. Don't ascend too fast
3. Check with your computer for multiple dives
4. Always make a safety stop for at least 3 minutes and do all necessary decompression stops
5. Drink a lot of water (to avoid dehydration - 3 liters of water per day minimum, some say up to 10 liters in the tropics!).
1. Don't dive too deep
2. Don't ascend too fast
3. Check with your computer for multiple dives
4. Always make a safety stop for at least 3 minutes and do all necessary decompression stops
5. Drink a lot of water (to avoid dehydration - 3 liters of water per day minimum, some say up to 10 liters in the tropics!).
Langganan:
Postingan (Atom)